Pendidikan dan Doa
Pendidikan baik di level formal maupun informal merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini pun dirasakan betul oleh dr Agus Ujianto MSi Med SPB, dokter muda Banyumas yang dikenal lekat dengan dunia politik lokal.
Agus pun membenarkan hal ini. Menurutnya, sejak lahir di Puskesmas Wangon, 4 Agustus 1975 lalu, kisah hidupnya tak bisa dilepaskan dari kata pendidikan. Agus kecil mulai belajar sejak dini. Selain menempuh pendidikan di SDN Bojong 1 dan SDN Wangon 2, ia juga mendapatkan pendidikan karakter di lingkungan keluarganya.
Ayah-ibunya yang berprofesi sebagai guru SD membuatnya mendapatkan pendidikan karakter yang kuat. Paling tidak, sejak kecil, Agus dididik untuk menjadi seseorang yang gigih dalam menjalani kehidupan. Kegigihan ini ditularkan oleh kedua orangtuanya dengan berbagai contoh. Misalnya, dengan berjuang sekuat tenaga agar sang buah hati mampu mendapatkan pendidikan yang optimal.
Agus juga sering melihat ayah-ibunya menempuh jalan-jalan kreatif dalam memenuhi kebutuhannya di bidang pendidikan. Misalnya, dengan melihat bagaimana bapaknya bekerja di ladang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Yakni, dengan mengiris tembakau dan moceli jagung hanya untuk mendapatkan rupiah. Hal ini berimbas besar pada kehidupan Agus muda.
“Karena didikan beliau berdua maka saya tidak pernah malu membuat proposal untuk kegiatan. Tidak malu menjadi tukang pijit di Simpang Lima saat kehabisan uang jajan, jualan nasi kucing, antar jemput fotocopy sampai nyablon. Semua saya lakukan agar bisa memenuhi kebutuhan di perantauan bersama kedua adik saya,” kata Agus mengenang masa kuliahnya di fakultas kedokteran sebuah universitas swasta di Semarang.
Agus mengatakan, dengan berkiblat pada kegigihan kedua orang tuanya, ia juga gigih menjalankan semua aktifitasnya. Bahkan, sedari kecil, kegigihannya ini mampu mengantarnya ke posisi-posisi strategis dalam organisasi-organisasi dan kegiatan yang diikutinya. Antara lain, juara di LT tingkat provinsi, ketua OSIS SMA Negeri 2 Purwokerto, ketua majalah dinding, ketua senat mahasiswa kedokteran, ketua majalah kedokteran, ketua SMPT UNISSULA, sampai menjadi pelopor pertukaran mahaiswa kedokteran ke luar negeri.
Politisi Muda PBB ini juga mengakui, pendidikan yang didapatnya tidak hanya diberikan oleh sekolah dan orangtua. Ada beberapa ilmu yang dipelajarinya secara mandiri. “Misalnya filsafat yang saya pelajari sendiri sejak kecil karena di rumah banyak buku koleksi bapak ibu,” ujar dia.
Selain pendidikan, Agus juga mengakui, kehidupannya juga dipenuhi doa. Jika pendidikan datang dari orangtua, maka doa datang dari eyang-eyangnya. “Sejak kecil saya diajari banyak doa oleh eyang. Sejak kecil, saya diajari bahwa semua yang saya lakukan harus didasarkan pada ridha Allah,” kata dia.
Dua hal tersebut, pendidikan dan doa agaknya menjadi faktor penting yang membawa Agus kepada kesuksesan. Sebuah predikat yang sekarang ini tak berlebihan jika diberikan kepada dokter muda ini.
Bermanfaat untuk Semua
Pria yang sekarang ini menduduki posisi Ketua DPC Partai Bulan Bintang Banyumas ini merupakan orang yang layak disebut well educated dan well informed. Dari semua pengetahuan dan ilmu yang diserapnya, ia mencapai sebuah tingkatan kesadaran. Yakni, bahwa seseorang yang memiliki kekuatan lebih dalam hal-hal tertentu, maka dirinya juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar bagi sesamanya.
Hal ini diakui oleh Agus. Menurutnya semua ciptaan Tuhan di dunia ini memiliki peran yang akan membawa manfaat bagi sesama dan alam di sekitarnya. Oleh karena itulah, Agus juga selalu mencoba untuk menggunakan ilmunya dalam memberi manfaat bagi sesama.
Berbagai macam hal sudah dilakukannya untuk memberikan manfaat bagi sesama. Mulai menolong orang yang membutuhkan bantuan medis secara langsung, sampai dengan sekadar menyebarkan pengetahuan melalui tulisan-tulisannya yang banyak dimuat oleh SatelitPost.
Ia mengakui, niat untuk bermanfaat bagi sesama inilah yang membuatnya selalu memiliki energi untuk belajar dan melakukan banyak hal. “Hidup di dunia itu doanya fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar. Jadi, manusia itu seharusnya dapat menciptakan kondisi dunia lebih baik untuk sesama untuk kebaikan akhirat secara bersama dan terhindar dari malapetaka akhirat,” ujar dia.
Semangatnya untuk berbuat lebih bagi masyarakat tersebut pula lah yang mengantar Agus memasuki dunia politik. Ia menilai jaminan di dunia politik akan memberikan imbas yang besar. Dengan politik dan pemerintahan yang sehat, maka manfaat yang akan didapatkan masyarakat akan lebih besar.
Menurutnya, masyarakat memiliki bermacam masalah. Masalah ini dapat diselesaikan dengan kebijakan. Yakni, kebijakan yang muncul sebagai sebuah kesimpulan atas data-data yang jelas dari tingkat bawah.
Didukung Keluarga
Dunia politik merupakan ruang yang menyita banyak energi dan waktu seseorang. Hal ini kerap membuat seseorang yang hendak terjun ke politik tidak mendapatkan dukungan dari keluarga. Apalagi, saat orang yang hendak terjun ke dunia politik tersebut merupakan profesional yang memiliki seabrek kesibukan.
Meski demikian, dukungan dari keluarga agaknya tidak menjadi sebuah masalah bagi Agus. “Sejak awal sudah paham kalau saya seorang aktifis jadi, keluarga mendukung saya untuk terjun ke politik. Kadang kalau sama-sama punya waktu luang kita sering baksos bersama dan ikut rapat organisasi bersama. Aktifitas istri sebagai pengusaha yang sama-sama aktif membuat kita saling memahami meski namanya wanita seringkali butuh waktu lebih untuk berkumpul bersama keluarga,” kata dia.
Menurutnya, saling mendukung merupakan sebuah konsekuensi hidup bersama. “Apalagi, istri saya memahami bahwa saya memandang politik sebagai ibadah. Dan pencarian ibadah seorang istri menurut Islam adalah bentuk dukungan jika sesuatu yang dilakukan suami merupakan usaha kebaikan,” ujar dia
sumber
Komentar
Posting Komentar